![]() |
Yahudi Madinah |
SEMESTA SEJARAH - Saat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam hijrah ke Madinah, beliau disambut dengan antusias oleh kaum Anshar. Namun, ada satu komunitas penting di Madinah yang sikapnya jauh berbeda yaitu orang-orang Yahudi. Padahal, menurut sejarah, kaum Yahudi di Madinah sudah lama menanti datangnya seorang nabi terakhir. Tapi ketika Nabi Muhammad benar-benar datang, mereka justru menolak. Kok bisa begitu? Yuk, kita gali lebih dalam!
1. Kaum Yahudi dan Penantian akan Nabi Terakhir
Kaum Yahudi Madinah terdiri dari Bani Qainuqa’, Bani Nadhir, dan Bani Quraizhah, telah lama tinggal di Madinah. Mereka dikenal sebagai kaum ahli kitab yang sangat memahami Taurat dan nubuat-nubuat di dalamnya. Dalam teks-teks mereka, disebutkan akan datang seorang nabi terakhir di tanah Hijaz. Itulah sebabnya, saat berkonflik dengan kaum Arab Madinah (Aus dan Khazraj), mereka kerap berkata: "Akan datang nabi terakhir dari kami, dan kami akan membantai kalian seperti kaum 'Ad dan Tsamud!"
Kalimat ancaman itu bukan isapan jempol. Mereka benar-benar meyakini akan datangnya nabi terakhir, dan mengira nabi itu akan lahir dari kalangan Bani Israil, yakni dari keturunan mereka sendiri.
2. Ketika Harapan Tak Sesuai Kenyataan
Kepercayaan Yahudi bahwa nabi terakhir berasal dari mereka ternyata tidak sesuai kenyataan. Nabi Muhammad berasal dari bangsa Arab, bukan dari Bani Israil, melainkan dari Bani Ismail. Meskipun ciri-ciri fisik, tempat tinggal, dan akhlaknya cocok dengan nubuat dalam kitab suci mereka, fakta bahwa beliau bukan dari keturunan Yahudi membuat mereka kecewa.
Ini mirip seperti seseorang yang lama menunggu pangeran impian, tapi saat yang datang malah "tetangga sebelah" padahal lebih ganteng, lebih baik, tapi… bukan dari keluarga sendiri. Ego pun bermain.
3. Kepentingan Sosial dan Politik Yahudi
Selain soal keturunan, ada alasan sosial-politik yang tidak kalah penting. Kaum Yahudi Madinah sudah lama menguasai ekonomi dan memiliki pengaruh besar di masyarakat. Dengan hadirnya Nabi Muhammad yang disambut meriah oleh kaum Aus dan Khazraj, posisi dominan mereka mulai terancam.
Agama Islam membawa persaudaraan lintas suku dan menantang status quo. Kalau mereka mengikuti Nabi Muhammad, berarti mereka harus melepaskan sebagian besar pengaruh, privilese, dan mungkin juga kekayaan. Ini bukan perkara iman semata, tapi juga kekuasaan.
4. Ujian Keimanan: Antara Ego dan Kebenaran
Banyak dari mereka sebenarnya tahu bahwa Muhammad adalah nabi yang dijanjikan. Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 146 dijelaskan: “Orang-orang yang telah Kami beri kitab, mereka mengenalnya (Muhammad) sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka sendiri.” Tapi tetap saja, mereka menolaknya. Kenapa?
Jawabannya: karena ego. Karena Muhammad bukan dari kaum mereka, karena status mereka sebagai pemuka agama akan tergeser, karena mereka tak siap untuk tunduk kepada kebenaran yang datang dari luar kelompoknya.
5. Penolakan yang Meninggalkan Jejak Sejarah
Penolakan kaum Yahudi terhadap Nabi Muhammad bukan cuma soal pribadi, tapi membentuk sejarah Islam selanjutnya. Beberapa suku Yahudi akhirnya diusir dari Madinah karena pengkhianatan terhadap perjanjian damai, bahkan ada yang diperangi karena berkhianat di masa perang.
Namun, Islam tidak memusuhi Yahudi secara mutlak. Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang mengajak dialog, mengingatkan mereka agar kembali kepada ajaran yang murni. Dalam sejarah, umat Islam pun hidup berdampingan dengan kaum Yahudi dalam banyak masa dan wilayah.
Kalau Sudah Jodoh, Takkan Kemana... Tapi Kalau Ego Sudah di Kepala, Jodoh pun Dilempar ke Samping!
Begitulah kisah mengapa kaum Yahudi Madinah menolak Nabi Muhammad, padahal sebelumnya mereka yang paling semangat menantinya. Kadang, kenyataan tidak sesuai harapan. Tapi bukan berarti kebenaran bisa ditolak hanya karena datang dari arah yang tak kita duga.
Jadi, kalau kamu merasa menolak sesuatu hanya karena "bukan dari golonganmu", hati-hati... bisa jadi kamu sedang mengulang kisah yang satu ini.
Yahudi Madinah: "Kami nunggu nabi, tapi bukan kamu!" Nabi Muhammad: tersenyum dan tetap berdakwah dengan sabar.
Semoga kita bukan termasuk yang menolak kebenaran hanya karena gengsi ya, Guys!😊
Dukung SEMESTA SEJARAH! Jika Anda menyukai artikel ini, bagikan ke teman-teman Anda atau dukung kami dengan mengikuti media sosial di bawah ini.
Baca Juga/Klik Judul :
Posting Komentar untuk "Mengapa Yahudi Madinah Menolak Nabi Muhammad meski Mereka Menunggunya?"
Silakan beri saran tentang tokoh sejarah, peristiwa, atau agama Samawi yang ingin Anda baca di SEMESTA SEJARAH. Saya akan mempertimbangkan untuk menulisnya!