![]() |
Kaisar Heraklius |
SEMESTA SEJARAH - Sejarah mencatat, Islam pernah menjalin surat-menyurat resmi dengan para pemimpin dunia. Salah satu surat penting itu ditujukan kepada Heraklius, Kaisar Kekaisaran Romawi Timur (Byzantium), yang kala itu merupakan kekuatan super dunia.
Yang bikin penasaran adalah:
Kenapa Kaisar Heraklius tidak masuk Islam, padahal beliau tampak meyakini bahwa Muhammad memang seorang nabi?
Yuk, kita bedah pelan-pelan. Ini bukan sekadar soal sejarah, tapi juga pelajaran hidup tentang bagaimana kebenaran bisa di depan mata… tapi tetap saja, tidak semua orang berani menerimanya.
1. Kisah Surat Nabi Muhammad SAW kepada Heraklius
Pada masa damai setelah Perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah SAW mengirim surat ke berbagai raja dan kaisar dunia, termasuk kepada Heraklius di Bizantium.
Isi suratnya singkat tapi tegas, mengajak Heraklius kepada Islam:
“Masuklah Islam, niscaya engkau selamat. Allah akan memberimu pahala dua kali lipat. Namun jika engkau berpaling, engkau akan menanggung dosa seluruh rakyatmu.”
(HR. Bukhari)
Surat ini sampai ke tangan Heraklius melalui utusan bernama Dihyah Al-Kalbi. Heraklius tidak langsung menolak. Ia bahkan mengadakan penyelidikan khusus dan memanggil seseorang dari suku Quraisy yang sedang berada di Syam: Abu Sufyan (yang saat itu masih musyrik dan musuh Islam).
2. Heraklius Tahu Kebenaran Islam
Dalam riwayat panjang yang diriwayatkan oleh Bukhari, Heraklius bertanya banyak hal kepada Abu Sufyan tentang Muhammad SAW: silsilahnya, kejujurannya, pengikutnya, peperangan, dan ajarannya.
Setelah mendengar semua jawaban, Heraklius berkata kepada kaumnya:
“Demi Allah! Kalau apa yang kamu katakan itu benar, maka dia adalah nabi yang telah disebutkan dalam kitab suci kami, dan dia akan menguasai tanah yang ada di bawah kedua kakiku ini.”
Loh, loh, loh… Jadi Heraklius percaya bahwa Nabi Muhammad adalah nabi yang benar?
Jawabannya: Ya, secara pribadi dia percaya.
3. Lalu, Kenapa Nggak Masuk Islam?
Nah ini bagian yang paling bikin greget. Dalam riwayat yang sama, Heraklius sempat mengajak para pembesarnya untuk masuk Islam. Tapi apa yang terjadi?
Begitu para petinggi Romawi dengar ajakan Heraklius, mereka kocar-kacir, marah besar, bahkan nyaris memberontak.
Akhirnya, Heraklius meredam keadaan dan bilang, “Saya cuma menguji kalian.” Dan... ya sudah, Islam tidak jadi masuk istana Romawi.
Apa alasannya? Mari kita simpulkan:
a. Takut Kehilangan Kekuasaan
Heraklius adalah Kaisar superpower, pemimpin agama dan negara. Masuk Islam berarti ia harus tunduk pada risalah Muhammad, seorang Nabi dari tanah Arab. Ini bukan sekadar pindah keyakinan, tapi juga melepaskan gengsi, status, dan kendali atas gereja dan kekuasaan.
b. Tekanan Politik dan Sosial
Bayangkan jika Heraklius tiba-tiba mengumumkan keislamannya. Bisa-bisa terjadi pemberontakan besar-besaran di dalam kekaisarannya. Rakyatnya mayoritas Kristen Ortodoks yang fanatik, dan para uskup gereja punya pengaruh besar.
Heraklius tahu risikonya: masuk Islam bisa berarti jatuhnya takhta, perang saudara, bahkan kematian.
c. Tidak Siap Menghadapi Konsekuensi
Kebenaran itu bisa saja jelas, tapi menerima kebenaran butuh keberanian dan pengorbanan. Heraklius tidak siap membayar harga itu. Akhirnya, ia memilih kenyamanan dunia daripada kebenaran yang menyelamatkan akhirat.
4. Heraklius Tidak Sendirian
Heraklius bukan satu-satunya contoh. Sepanjang sejarah, banyak orang tahu kebenaran Islam tapi tidak mau menerimanya karena:
- Takut kehilangan posisi atau jabatan,
- Takut dikucilkan keluarga atau masyarakat,
- Atau sekadar terlalu cinta dunia dan takut berubah.
“Mereka mengetahui kebenaran itu sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka sendiri…”
(QS Al-Baqarah: 146)
Mengetahui, tapi tidak mau mengikuti. Tragis, kan?
Kebenaran Itu Kayak Sayur Bayam, Nggak Selalu Disukai, Tapi Menyehatkan
Gini, guys…
Heraklius itu kayak orang yang tahu sayur bayam itu sehat, tapi milih makan mie instan karena lebih enak dan nggak repot.
Padahal bayam bikin kuat (tanya Popeye!), sedangkan mie bikin kembung.
Kebenaran sering kali nggak nyaman, nggak populer, dan butuh perjuangan. Tapi di situlah nilainya.
Jadi kalau kamu hari ini sedang mencari kebenaran, jangan jadi kayak Heraklius: percaya di hati, tapi diam di mulut dan ragu di tindakan.
Ingat, masuk Islam nggak bikin kamu kehilangan dunia, malah kamu sedang menuju kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat.
Kalau kamu suka artikel ini, jangan simpan sendirian. Bagikan ke grup WA keluarga, teman kantor, atau tetangga yang suka debat... siapa tahu ada yang tadinya kayak Heraklius, lalu berubah jadi Abu Sufyan yang akhirnya masuk Islam juga! 😂✌️
Dukung SEMESTA SEJARAH! Jika Anda menyukai artikel ini, bagikan ke teman-teman Anda atau dukung kami dengan mengikuti media sosial di bawah ini.
Baca Juga/Klik Judul :
- Tidak ada Nabi antara Yesus dan Muhammad: Bagaimana Status Murid-Murid Yesus?
- Telaah Komparatif: Prinsip Kasih dalam Kristen dan Keadilan dalam Islam
- Kenapa Umar bin Khattab Menangis saat Membaca Taurat? Kisah yang Jarang Diketahui
- Mengapa Nabi Muhammad Tidak Bisa Membaca? Hikmah Ilahi di Balik Ummiyyah
Posting Komentar untuk "Mengapa Kaisar Romawi Tidak Masuk Islam Meski Tahu Kebenarannya?"
Silakan beri saran tentang tokoh sejarah, peristiwa, atau agama Samawi yang ingin Anda baca di SEMESTA SEJARAH. Saya akan mempertimbangkan untuk menulisnya!