Tidak ada Nabi antara Yesus dan Muhammad: Bagaimana Status Murid-Murid Yesus?


Ilustrasi Murid Murid Yesus

SEMESTA SEJARAH - Dalam kajian sejarah agama Samawi, muncul pertanyaan menarik: Jika tidak ada nabi antara Yesus dan Muhammad, bagaimana status murid-murid Yesus? Apakah mereka juga bisa dikategorikan sebagai nabi, atau hanya sekadar penyebar ajaran Yesus?

Murid-Murid Yesus: Rasul atau Nabi?

Dalam tradisi Kristen, murid-murid Yesus yang utama disebut sebagai "Rasul" (dalam bahasa Yunani: Apostolos), yang berarti "yang diutus." Mereka memiliki peran utama dalam menyebarkan ajaran Yesus setelah penyaliban dan kebangkitan-Nya. Dua belas murid utama termasuk Petrus, Yohanes, dan Yakobus sering disebut sebagai fondasi Gereja awal.

Namun, meskipun mereka mendapatkan wahyu dalam bentuk bimbingan dari Roh Kudus menurut keyakinan Kristen, mereka tidak dianggap sebagai nabi dalam pengertian menerima wahyu langsung dari Tuhan seperti para nabi sebelumnya.

Selain itu, tidak ada bukti bahwa murid-murid Yesus menerima wahyu dalam bentuk kitab suci atau hukum baru seperti para nabi terdahulu. Mereka juga tidak memiliki mukjizat pribadi yang membuktikan kenabian mereka, seperti yang dimiliki oleh Musa, Yesus, atau Muhammad. Bahkan, dalam Alkitab sendiri, mereka lebih digambarkan sebagai penyebar ajaran Yesus daripada sebagai individu yang menerima wahyu langsung dari Tuhan.

Dalam Injil Yohanes 15:15, Yesus berkata kepada murid-muridnya:

 "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." (Yohanes 15:15 ) 

Ini menunjukkan bahwa mereka lebih sebagai pengikut yang diajar, bukan sebagai nabi yang menerima wahyu langsung.

Selain itu, dalam Injil Matius 28:19-20, Yesus memberikan perintah kepada murid-muridnya:

"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu." ( Matius 28:19-20)

Ayat ini menunjukkan bahwa mereka diberikan tugas untuk mengajar, tetapi bukan menerima wahyu baru sebagai seorang nabi.

Perspektif Islam: Tidak Ada Nabi di Antara Muhammad dan Yesus

Dalam Islam, Muhammad diakui sebagai nabi terakhir dan penutup para nabi (Khatam an-Nabiyyin) sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Ahzab ayat 40:

"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Ahzab: 40)

Hal ini menegaskan bahwa tidak ada nabi lain setelahnya.

Namun, bagaimana dengan murid-murid Yesus? Dalam Islam, Yesus (Isa) sendiri diakui sebagai nabi dan rasul Allah, tetapi para muridnya (Hawariyyun) tidak disebut sebagai nabi. Mereka lebih dianggap sebagai pengikut setia yang membantu dalam menyebarkan ajaran tauhid. Dalam Surah As-Saff ayat 14, Allah berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya (Hawariyyun): 'Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?' Para (Hawariyyun) itu berkata: 'Kami-lah penolong-penolong (agama) Allah.'" (QS. As-Saff: 14)

Ayat ini menunjukkan bahwa murid-murid Yesus adalah para penolong agama Allah, tetapi tidak memiliki status kenabian.

Rasulullah Muhammad ﷺ juga bersabda:

"Yang paling dekat denganku ialah Isa putra Maryam, sebab di antara kami tidak ada diturunkan seorang nabi." (HR. Muslim No. 2365).

Hadis ini menegaskan bahwa antara Yesus dan Muhammad tidak ada nabi yang diutus, sehingga murid-murid Yesus tidak termasuk dalam kategori nabi.

Pengaruh Murid-Murid Yesus

Setelah Yesus tidak lagi bersama mereka, para rasul memainkan peran penting dalam penyebaran ajarannya. Mereka menulis surat-surat yang menjadi bagian dari Perjanjian Baru dan mendirikan komunitas Kristen awal. Meski tidak memiliki status nabi, mereka tetap berpengaruh besar dalam sejarah agama.

Jika kita melihat sejarah agama Samawi secara keseluruhan, tidak ada istilah rasul tanpa status kenabian dalam Islam. Rasul selalu memiliki status kenabian karena mereka menerima wahyu. Murid-murid Yesus lebih tepat disebut sebagai utusan atau penyebar ajaran, seperti sahabat Nabi Muhammad yang menyebarkan Islam tanpa menjadi nabi atau rasul.

Dalam sejarah agama Samawi, tidak ada nabi antara Yesus dan Muhammad. Murid-murid Yesus, baik dalam perspektif Kristen maupun Islam, lebih dipandang sebagai penyebar ajaran, bukan nabi yang menerima wahyu langsung. Peran mereka sangat penting dalam membentuk komunitas Kristen awal, tetapi status mereka tetap berbeda dari para nabi.

Pertanyaan tentang status mereka terus menjadi topik diskusi yang menarik dalam kajian sejarah dan teologi, terutama dalam melihat kesinambungan ajaran antara Yesus dan Muhammad.

Jadi, guys, kalau ada yang bertanya apakah murid-murid Yesus itu nabi atau bukan, jawabannya jelas: mereka bukan nabi, tapi influencer zaman dulu yang menyebarkan ajaran Yesus tanpa butuh algoritma media sosial! 😆 Bayangkan kalau mereka punya Twitter, pasti trending setiap hari!

Intinya, mereka lebih seperti sahabat Nabi dalam Islam bukan penerima wahyu, tapi penyebar ajaran. Sejarah memang seru, ya? Selalu ada yang bikin mikir... dan kadang bikin senyum sendiri. Sampai jumpa di artikel berikutnya, jangan lupa tetap haus ilmu, bukan cuma haus scroll media sosial! 😂

Dukung SEMESTA SEJARAH! Jika Anda menyukai artikel ini, bagikan ke teman-teman Anda atau dukung kami dengan mengikuti media sosial di bawah ini.

Baca Juga/Klik Judul :

Posting Komentar untuk "Tidak ada Nabi antara Yesus dan Muhammad: Bagaimana Status Murid-Murid Yesus?"