![]() |
Ahli Kitab |
Sebutan yang Penuh Makna
SEMESTA SEJARAH - Pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa dalam Al-Qur’an umat Yahudi dan Kristen disebut sebagai "Ahli Kitab"? Kenapa mereka tidak sekadar disebut "kaum kafir" atau "orang-orang yang tidak beriman"? Apakah ini bentuk penghormatan? Atau sekadar pengakuan terhadap sejarah keagamaan mereka?
Sebutan "Ahli Kitab" ini bukan sekadar istilah sopan, tapi memiliki makna teologis dan historis yang dalam. Mari kita telusuri akar sejarah dan makna istilah ini dalam Al-Qur’an, agar kita bisa memahami kenapa Yahudi dan Kristen menempati posisi yang unik dalam wacana keislaman.
Apa Arti 'Ahli Kitab'?
Secara harfiah, Ahl al-Kitab berarti "Orang-orang yang memiliki Kitab". Dalam konteks Al-Qur’an, ini merujuk pada umat-umat yang menerima wahyu ilahi sebelum turunnya Al-Qur’an, yaitu:
- Yahudi (yang menerima Taurat)
- Nasrani/Kristen (yang menerima Injil)
Al-Qur’an mengakui bahwa Allah telah mengutus nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, dan kepada mereka diturunkan kitab suci, seperti:
- Taurat kepada Nabi Musa
- Zabur kepada Nabi Dawud
- Injil kepada Nabi Isa
Dalam Surah Al-Baqarah ayat 136, Allah berfirman:
“Katakanlah (Muhammad), ‘Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anak cucunya, serta kepada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami berserah diri kepada-Nya.’”
(QS. Al-Baqarah: 136)
Jadi, umat Yahudi dan Kristen bukan hanya “pemeluk agama lain”, tapi termasuk dalam kelompok pewaris wahyu menurut Islam.
Kedudukan Ahli Kitab dalam Islam
Salah satu keunikan Ahli Kitab adalah bahwa mereka diberikan status hukum khusus dalam syariat Islam. Contohnya:
- Makanan mereka halal, selama sesuai syariat (QS. Al-Ma’idah: 5)
- Pernikahan dengan wanita Ahli Kitab dibolehkan, walau dengan syarat-syarat tertentu (QS. Al-Ma’idah: 5)
- Mereka diberikan kebebasan beribadah dalam masyarakat Islam, selama tunduk pada perjanjian damai (dzimmah).
Ini semua menunjukkan bahwa hubungan Islam dengan Ahli Kitab tidak selalu bersifat permusuhan, tapi lebih pada hubungan dialogis dan bersejarah.
Mengapa Mereka Tidak Disebut Kafir Saja?
Dalam banyak ayat, Al-Qur’an memang membedakan antara kafir (yang mengingkari wahyu setelah jelas kebenarannya) dengan Ahli Kitab, meskipun ada juga Ahli Kitab yang kufur terhadap Nabi Muhammad SAW.
Namun sebutan "Ahli Kitab" tetap dipertahankan sebagai bentuk pengakuan bahwa mereka punya dasar keimanan yang berasal dari wahyu Allah, meskipun diyakini sudah mengalami distorsi atau penyelewengan (tahrif).
Contohnya dalam Surah Al-Bayyinah ayat 6:
"Sesungguhnya orang-orang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya..."
Ayat ini menunjukkan bahwa meskipun mereka bisa masuk kategori kafir, tapi status "Ahli Kitab" tetap disebut karena mereka berasal dari komunitas wahyu—beda dengan penyembah berhala yang tidak memiliki warisan kitab suci sama sekali.
Persamaan dan Perbedaan dengan Islam
Ada banyak persamaan antara Islam dan Ahli Kitab, antara lain:
- Iman kepada satu Tuhan (monoteisme)
- Adanya kitab suci
- Adanya nabi-nabi
- Konsep hari kiamat dan surga-neraka
- Larangan menyembah berhala
Namun, perbedaan utamanya terletak pada:
- Pandangan tentang Nabi Muhammad SAW: Islam meyakini beliau sebagai nabi terakhir, sedangkan Yahudi dan Kristen tidak mengakui kenabiannya.
- Konsep ketuhanan: Kristen mengembangkan doktrin Trinitas, yang ditolak Islam secara tegas.
- Penyelewengan kitab suci: Al-Qur’an menyatakan bahwa kitab-kitab mereka telah mengalami perubahan (QS. Al-Baqarah: 79).
Karena Islam mengakui asal-usul wahyu mereka, meski mengkritik penyimpangannya. Sebutan itu adalah:
- Bentuk pengakuan terhadap warisan nubuwah (kenabian) mereka.
- Jembatan dialog dan dakwah: Islam tidak langsung memutus hubungan historis dengan mereka, tapi mengajak kembali ke jalan yang lurus.
- Pembeda dengan kaum musyrik: Ahli Kitab masih memiliki dasar ketuhanan dan wahyu, sedangkan penyembah berhala tidak.
Bagaimana Sikap Kita terhadap Ahli Kitab?
Sikap Islam terhadap Ahli Kitab adalah adil dan proporsional:
- Menyampaikan kebenaran tanpa mencela secara buta
- Membangun dialog, bukan permusuhan
- Menghormati mereka yang jujur dan bertakwa
Dalam Surah Ali Imran ayat 113, Allah berfirman:
“Tidak semua Ahli Kitab itu sama. Di antara mereka ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada waktu malam, dan mereka bersujud (dalam salat).”
Artinya, Islam tetap membuka penghargaan kepada individu Ahli Kitab yang taat dan lurus, bahkan disebut berpotensi mendapat pahala besar jika mereka beriman.
Ahli Kitab, Sebutan Penuh Harapan
Jadi, kenapa Yahudi dan Kristen disebut "Ahli Kitab"?
Karena mereka adalah umat-umat yang pernah menerima wahyu Allah, dan tetap diakui sebagai bagian dari sejarah penyampaian agama tauhid. Walau ada penyimpangan, Islam tidak menutup rapat pintu hubungan dengan mereka.
Islam datang bukan untuk menghapus, tapi menyempurnakan ajaran para nabi sebelumnya, termasuk Musa dan Isa. Maka wajar jika Al-Qur’an menyebut mereka dengan nama yang tetap mengandung makna penghormatan: Ahli Kita
Ahli Kitab dan Undangan Reuni Wahyu
Coba bayangkan, kalau para nabi diundang ke acara reuni, pasti seru ya. Di situ ada Nabi Musa bawa Taurat, Nabi Isa bawa Injil, dan Nabi Muhammad SAW bawa Al-Qur’an.
Lalu semua duduk satu meja, saling menyapa:
"Eh, Isa, gimana kabar umatmu? Tauratnya masih dibaca gak tuh?"
"Masih sih, tapi ada yang suka nyampur lirik lagu 😂."
"Kalau umatku, Al-Qur’an masih dijaga, tapi... banyak yang lupa baca 😆."
Terus Nabi Muhammad SAW nyengir sambil bilang,
"Yah begitulah umat akhir zaman... rajin bikin konten, tapi lupa konten utama."
Semoga artikel ini bikin kamu senyum dan tambah paham. Kalau kamu suka, bagikan ke yang lain biar makin banyak yang ngerti. Kalau nggak suka... jangan lapor ke Nabi Musa ya, nanti dilempar tongkat 😂😂
Dukung SEMESTA SEJARAH! Jika Anda menyukai artikel ini, bagikan ke teman-teman Anda atau dukung kami dengan mengikuti media sosial di bawah ini.
Baca Juga/Klik Judul :
- Jan Žižka: Jenderal Satu Mata yang Tak Terkalahkan dalam Perang Hussite
- Ujian Terbesar Imam Bukhari: Fitnah yang Membuatnya Terasing di Akhir Hayat
- Mengapa Islam Satu-satunya Agama yang Dijaga Langsung oleh Allah?
- Kebenaran Kitab Zabur: Apakah Mazmur yang Ada Sekarang Masih Asli?
Posting Komentar untuk "Mengapa Al-Qur’an Menyebut Yahudi dan Kristen sebagai Ahli Kitab?"
Silakan beri saran tentang tokoh sejarah, peristiwa, atau agama Samawi yang ingin Anda baca di SEMESTA SEJARAH. Saya akan mempertimbangkan untuk menulisnya!