Mengapa Nabi Muhammad Tidak Bisa Membaca? Hikmah Ilahi di Balik Ummiyyah

Ilustrasi Belajar Membaca

SEMESTA SEJARAH - Salah satu hal yang sering dipertanyakan oleh sebagian orang adalah mengapa Nabi Muhammad ﷺ tidak bisa membaca dan menulis. Dalam Islam, beliau dikenal sebagai Nabi Ummiyy (nabi yang tidak bisa membaca dan menulis). Bagi sebagian orang, hal ini mungkin terdengar aneh, mengingat beliau adalah sosok yang membawa wahyu besar dan mengubah sejarah dunia. Namun, di balik ummiyyah ini, ada hikmah besar yang menunjukkan kebijaksanaan Allah. Mari kita bahas secara lebih mendalam agar lebih mudah dipahami.

1. Apa Arti Ummiyyah?

Kata ummiyy berasal dari kata "umm" yang berarti "ibu." Makna dari ummiyy secara harfiah adalah "seperti saat dilahirkan dari ibu," yaitu dalam keadaan tidak mengenal baca-tulis. Dalam konteks Nabi Muhammad ﷺ, ummiyyah merujuk pada kondisi beliau yang tidak memiliki pendidikan formal dalam membaca dan menulis.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

"(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummiyy, yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil di sisi mereka..." (QS. Al-A’raf: 157)

Jadi, status ummiyy ini bukanlah kekurangan, melainkan bagian dari tanda kenabian beliau.

2. Hikmah di Balik Nabi Tidak Bisa Membaca dan Menulis

a) Membuktikan Bahwa Al-Qur’an Adalah Wahyu Ilahi

Salah satu alasan utama mengapa Nabi Muhammad ﷺ tidak bisa membaca adalah untuk menunjukkan bahwa Al-Qur'an benar-benar datang dari Allah. Jika beliau adalah seorang yang terpelajar dan mampu menulis, maka kaum Quraisy bisa saja menuduh bahwa Al-Qur'an adalah karangan beliau sendiri. Namun, karena beliau ummiyy, maka jelas bahwa ilmu dan hikmah yang beliau sampaikan bukan berasal dari dirinya sendiri, melainkan dari wahyu Allah.

Allah SWT berfirman:

"Dan kamu (Muhammad) tidak pernah membaca suatu kitab sebelum (Al-Qur’an) ini dan tidak (pula) menulisnya dengan tangan kananmu. Sekiranya (kamu pernah membaca dan menulis), niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya." (QS. Al-Ankabut: 48)

Jadi, ketidakmampuan beliau membaca dan menulis justru menjadi bukti kuat bahwa Al-Qur’an bukan hasil tulisan manusia.

b) Menghindari Tuduhan Memalsukan Kitab-Kitab Sebelumnya

Pada masa itu, ada banyak kitab suci seperti Taurat dan Injil yang sudah mengalami perubahan oleh tangan manusia. Jika Nabi Muhammad ﷺ bisa membaca dan menulis, orang-orang bisa menuduh bahwa beliau menyalin isi kitab-kitab tersebut lalu mengubahnya untuk menciptakan Al-Qur’an. Namun, fakta bahwa beliau tidak bisa membaca memastikan bahwa semua wahyu yang beliau sampaikan murni berasal dari Allah, bukan hasil tiruan atau plagiasi.

c) Sebagai Simbol Kemurnian dan Kesederhanaan

Allah memilih Nabi Muhammad ﷺ dari kalangan orang yang tidak mengenal baca-tulis agar beliau menjadi simbol kemurnian dan kesederhanaan. Beliau tidak belajar di sekolah-sekolah filsafat Yunani atau mengikuti ajaran-ajaran tertulis dari para sarjana masa itu. Semua ilmu yang beliau miliki datang langsung dari Allah, melalui wahyu yang disampaikan oleh Malaikat Jibril.

Ini juga menjadi pelajaran bagi umat Islam bahwa ilmu sejati bukan hanya berasal dari buku atau sekolah, tetapi dari hati yang bersih dan hubungan yang kuat dengan Allah.

d) Memudahkan Dakwah kepada Kaum Arab yang Buta Huruf

Sebagian besar masyarakat Arab pada masa itu juga tidak bisa membaca dan menulis. Jika Nabi Muhammad ﷺ adalah seorang intelektual yang terdidik dengan cara yang mereka tidak pahami, mereka mungkin akan merasa bahwa ajaran Islam terlalu tinggi untuk mereka ikuti. Namun, karena beliau berasal dari kalangan mereka sendiri dan hidup seperti mereka, ajaran Islam menjadi lebih mudah diterima dan dipahami.

3. Apakah Nabi Muhammad ﷺ Pernah Belajar Membaca di Kemudian Hari?

Tidak ada bukti dalam sejarah yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ belajar membaca dan menulis setelah menerima wahyu. Bahkan hingga wafatnya, beliau tetap dalam keadaan ummiyy. Namun, hal ini tidak mengurangi kehebatannya dalam menyampaikan pesan-pesan ilahi dan membimbing umat manusia.

Faktanya, meskipun beliau tidak bisa membaca dan menulis, beliau memiliki daya ingat yang luar biasa dan mampu menghafal Al-Qur’an serta mengajarkan hukum-hukum Islam dengan sempurna. Ini menunjukkan bahwa kebijaksanaan dan kecerdasan tidak hanya bergantung pada kemampuan baca-tulis, tetapi juga pada kecerdasan hati dan ruhani.

Ummiyyah Bukanlah Kekurangan, Tapi Keistimewaan

Dalam pandangan manusia biasa, mungkin ketidakmampuan membaca dan menulis dianggap sebagai kekurangan. Namun, dalam kasus Nabi Muhammad ﷺ, hal ini adalah bagian dari rencana Allah untuk membuktikan bahwa Al-Qur’an adalah wahyu sejati dan bukan karangan manusia.

Ketika Allah memilih seseorang sebagai utusan-Nya, Dia juga memberinya kemampuan dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Meskipun ummiyy, Nabi Muhammad ﷺ menjadi pemimpin yang luar biasa, pembawa wahyu terbesar, dan teladan bagi seluruh umat manusia.

Jadi, guys, kalau ada yang masih heran kenapa Nabi Muhammad ﷺ nggak bisa baca tulis, jawabannya simpel: karena Allah sudah mengatur semuanya dengan bijaksana! Ibaratnya, beliau itu kayak seseorang yang nggak pernah belajar coding tapi bisa bikin sistem terbaik yang pernah ada. Bukan karena belajar dari orang lain, tapi karena "developer utama"-nya langsung adalah Allah! 😄

Semoga artikel ini membantu menjelaskan dengan cara yang mudah dipahami. Yuk, kita semakin cinta dan bangga dengan Rasulullah ﷺ! 😀

Dukung SEMESTA SEJARAH! Jika Anda menyukai artikel ini, bagikan ke teman-teman Anda atau dukung kami dengan mengikuti media sosial di bawah ini.

Baca Juga/Klik Judul :

Posting Komentar untuk "Mengapa Nabi Muhammad Tidak Bisa Membaca? Hikmah Ilahi di Balik Ummiyyah"