![]() |
Jemaat Kristen Awal |
SEMESTA SEJARAH - Sejarah agama Kristen mengalami berbagai perubahan sejak awal kemunculannya. Salah satu perdebatan yang terus berlangsung adalah apakah para pengikut awal Yesus (Nabi Isa) benar-benar meyakini dirinya sebagai Tuhan. Dalam kajian akademik, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa Kristen awal lebih cenderung melihat Yesus sebagai seorang nabi atau utusan Tuhan daripada Tuhan itu sendiri. Artikel ini akan mengupas bukti-bukti sejarah yang mendukung pandangan ini.
1. Konteks Sejarah dan Keyakinan Yahudi
Yesus berasal dari lingkungan Yahudi yang sangat menekankan konsep tauhid (monoteisme), yaitu keyakinan akan keesaan Tuhan. Dalam kitab-kitab suci Yahudi, terutama dalam Taurat, ajaran utama adalah bahwa hanya ada satu Tuhan yang tidak memiliki sekutu.
Dalam Markus 12:29, Yesus sendiri mengutip Taurat dengan berkata:
"Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa."
Pernyataan ini menunjukkan bahwa Yesus tetap berpegang pada konsep tauhid yang dianut oleh bangsa Yahudi.
2. Pandangan Para Rasul Yesus
Para murid Yesus yang menjadi penerus ajarannya tidak pernah mengajarkan bahwa Yesus adalah Tuhan. Dalam Kitab Kisah Para Rasul, yang mencatat kegiatan para murid setelah Yesus meninggalkan dunia, mereka selalu menyebut Yesus sebagai hamba Tuhan dan utusan-Nya.
Misalnya, dalam Kisah Para Rasul 3:13, dikatakan:
"Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, Allah nenek moyang kita, telah memuliakan hamba-Nya, yaitu Yesus."
Jika para murid percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, mereka tentu tidak akan menyebutnya sebagai "hamba Tuhan". Hal ini menunjukkan bahwa mereka memahami Yesus sebagai seorang nabi, bukan Tuhan.
3. Bukti dari Surat-Surat Paulus
Paulus adalah tokoh yang sangat berpengaruh dalam perkembangan teologi Kristen. Namun, bahkan dalam surat-suratnya, ia masih membedakan antara Tuhan dan Yesus.
Dalam 1 Korintus 8:6, Paulus berkata:
"Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu... dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus."
Ayat ini membedakan antara "Allah" yang merujuk kepada Bapa dan "Tuhan" dalam arti pemimpin atau penguasa, bukan dalam arti Tuhan yang disembah. Hal ini semakin memperkuat bahwa konsep ketuhanan Yesus belum muncul dalam gereja awal.
4. Konsili Nicea dan Perubahan Doktrin
Keyakinan bahwa Yesus adalah Tuhan tidak menjadi doktrin resmi dalam agama Kristen hingga abad ke-4. Perubahan ini terjadi dalam Konsili Nicea tahun 325 M di bawah pengaruh Kaisar Romawi, Konstantinus.
Sebelum Konsili Nicea, ada perbedaan pendapat di kalangan orang Kristen:
- Kaum Arian (pengikut Arius) percaya bahwa Yesus adalah makhluk ciptaan Tuhan, bukan Tuhan itu sendiri.
- Kaum Trinitarian berpendapat bahwa Yesus memiliki esensi yang sama dengan Tuhan.
Kaisar Konstantinus, yang ingin menyatukan kekaisarannya, mendukung doktrin Trinitas dan mengesahkan bahwa Yesus adalah "Allah dari Allah, Terang dari Terang, Tuhan yang sejati dari Tuhan yang sejati." Keputusan ini akhirnya mengubah ajaran Kristen dan menetapkan ketuhanan Yesus sebagai doktrin resmi.
5. Injil-Injil Awal yang Tidak Menyebut Yesus sebagai Tuhan
Injil Markus, yang diyakini sebagai Injil tertua, tidak menyebut Yesus sebagai Tuhan. Bahkan, dalam Markus 10:18, Yesus sendiri mengatakan:
"Mengapa kau katakan aku baik? Tidak ada yang baik selain Allah."
Sebaliknya, Injil Yohanes, yang ditulis paling akhir (sekitar tahun 90-100 M), mulai menggambarkan Yesus dalam bentuk yang lebih ilahi. Hal ini menunjukkan adanya perkembangan dalam konsep Yesus dari seorang nabi menjadi figur ketuhanan.
Berdasarkan bukti-bukti sejarah, dapat disimpulkan bahwa para pengikut awal Yesus tidak menganggapnya sebagai Tuhan, melainkan sebagai seorang nabi dan utusan Tuhan. Doktrin tentang ketuhanan Yesus baru berkembang secara bertahap dan akhirnya dilembagakan dalam Konsili Nicea pada abad ke-4.
Dengan memahami sejarah ini, kita dapat melihat bagaimana ajaran Yesus yang asli lebih dekat dengan konsep tauhid yang diajarkan oleh para nabi sebelumnya. Studi ini tidak dimaksudkan untuk menyerang keyakinan tertentu, tetapi untuk menggali fakta sejarah agar kita dapat memahami bagaimana ajaran agama berkembang seiring waktu.
Jadi, guys, kalau kita lihat dari bukti sejarah, awalnya para pengikut Yesus itu nggak menganggapnya sebagai Tuhan. Perubahan terjadi secara bertahap, terutama setelah keputusan politik di Konsili Nicea. Bisa dibilang, ajaran Yesus mengalami "update" dari versi awalnya.
Nah, yang penting, kita belajar sejarah dengan hati terbuka dan selalu mencari kebenaran. Siapa tahu, semakin kita memahami sejarah, semakin kita bisa melihat kebenaran yang sejati. 😄
Dukung SEMESTA SEJARAH! Jika Anda menyukai artikel ini, bagikan ke teman-teman Anda atau dukung kami dengan mengikuti media sosial di bawah ini.
Baca Juga/Klik Judul :
Posting Komentar untuk "Kristen Awal Tidak Percaya Yesus sebagai Tuhan? Bukti dari Sejarah"
Silakan beri saran tentang tokoh sejarah, peristiwa, atau agama Samawi yang ingin Anda baca di SEMESTA SEJARAH. Saya akan mempertimbangkan untuk menulisnya!