![]() |
Ilustrasi |
Pada abad ke-10, seorang duta dari dunia Islam melakukan perjalanan jauh ke utara, menuju wilayah yang kini dikenal sebagai Rusia dan Skandinavia. Namanya Ahmad ibn Fadlan, seorang ulama dan diplomat dari Kekhalifahan Abbasiyah. Catatan perjalanannya memberikan wawasan unik tentang peradaban Viking, khususnya suku Rus', yang pada masa itu merupakan bangsa pedagang dan pejuang di sepanjang sungai Volga.
Artikel ini akan mengulas siapa Ibn Fadlan, tujuan perjalanannya, serta bagaimana ia mendokumentasikan kehidupan Viking dengan detail yang belum pernah ada sebelumnya.
Latar Belakang Ahmad Ibn Fadlan
Ahmad ibn Fadlan adalah seorang ulama yang hidup pada masa Kekhalifahan Abbasiyah di bawah pemerintahan Khalifah al-Muqtadir (memerintah 908–932 M). Pada tahun 921 M, ia dikirim sebagai bagian dari misi diplomatik ke wilayah Volga Bulgar atas permintaan raja mereka, Almış bin Yiltawar, yang ingin menerima Islam secara resmi dan mendapatkan dukungan dari khalifah.
Tim Ibn Fadlan berangkat dari Baghdad dan menempuh perjalanan panjang melalui Persia, Laut Kaspia, dan stepa Eurasia sebelum akhirnya tiba di tepi Sungai Volga pada tahun 922 M. Dalam perjalanannya, ia mendokumentasikan banyak aspek kehidupan masyarakat yang ia temui, termasuk suku Rus', yang diidentifikasi sebagai komunitas Viking yang menetap di wilayah tersebut.
Perjumpaan dengan Bangsa Viking (Rus')
Salah satu bagian paling terkenal dari catatan Ibn Fadlan adalah pengamatannya terhadap bangsa Rus', yang ia gambarkan sebagai "kaum paling tinggi, paling tampan, dan paling kuat yang pernah ia lihat." Ia menuliskan bahwa mereka memiliki rambut pirang, tubuh kekar, serta kebiasaan mengenakan pakaian eksotis.
Namun, meskipun ia mengagumi fisik mereka, ia juga mencatat kebiasaan mereka yang menurutnya menjijikkan. Salah satu yang paling mencolok adalah kebiasaan mereka mencuci tangan dan wajah dengan air yang sama setelah digunakan untuk berkumur dan membersihkan hidung. Ia juga menyoroti ketidakpedulian mereka terhadap kebersihan secara umum.
Ritual Pemakaman Viking yang Mengerikan
Salah satu aspek yang paling menarik dalam catatan Ibn Fadlan adalah deskripsinya tentang ritual pemakaman seorang kepala suku Viking. Menurutnya, ketika seorang pemimpin Rus' meninggal, tubuhnya ditempatkan di dalam kapal bersama barang-barang berharga dan pelayan yang akan dikorbankan. Seorang budak perempuan yang rela ikut mati akan dipilih untuk menemani tuannya di alam baka.
Prosesi ini diiringi dengan ritual yang melibatkan pemabukan, nyanyian, dan upacara keagamaan. Ibn Fadlan menyaksikan bagaimana sang budak diarak di antara para pria sebelum akhirnya dibunuh dalam upacara yang brutal. Setelah itu, kapal tempat jenazah disemayamkan dibakar sebagai bagian dari tradisi pemakaman mereka.
Perbedaan Budaya dan Pandangan Islam
Sebagai seorang Muslim yang taat, Ibn Fadlan sering kali mengomentari perilaku dan kebiasaan masyarakat yang ia temui dengan perspektif Islam. Ia merasa ngeri dengan beberapa tradisi Viking, seperti penyembahan berhala, konsumsi alkohol berlebihan, dan praktik pemakaman yang penuh darah.
Namun, ia juga mencatat beberapa kualitas positif dari bangsa Rus'. Ia mengagumi keberanian dan loyalitas mereka, serta kemampuan mereka dalam berdagang. Catatannya menjadi salah satu sumber primer yang paling berharga dalam memahami kehidupan Viking dari perspektif dunia Islam.
Warisan Ibn Fadlan dalam Sejarah
Catatan perjalanan Ibn Fadlan memberikan wawasan yang mendalam tentang interaksi antara peradaban Islam dan bangsa-bangsa Eropa Utara pada abad ke-10. Meskipun laporan-laporannya sering kali subjektif, ia tetap menjadi saksi mata yang penting dalam sejarah.
Catatan ini juga menjadi dasar bagi banyak studi modern tentang hubungan antara dunia Islam dan Viking. Bahkan, kisahnya menginspirasi novel Eaters of the Dead karya Michael Crichton, yang kemudian diadaptasi menjadi film The 13th Warrior yang dibintangi oleh Antonio Banderas.
Ibn Fadlan bukan hanya seorang diplomat, tetapi juga seorang penulis dan sejarawan yang catatannya memberikan pemahaman unik tentang kehidupan Viking. Melalui perjalanannya, ia mencatat interaksi lintas budaya yang jarang terdokumentasikan dalam sejarah Islam.
Dengan melihat kembali catatan Ibn Fadlan, kita tidak hanya memahami sejarah Viking dengan lebih baik, tetapi juga melihat bagaimana peradaban Islam memiliki peran dalam menjembatani berbagai budaya dunia pada masa lampau.
Dan gue yakin lo yang baca ini udah mulai ngebayangin diri jadi Ibn Fadlan, jalan-jalan ke negeri Viking, nulis catatan sejarah sambil sok-sokan jadi penjelajah ulung. Atau jangan-jangan malah ada yang ngarep jadi kepala suku Viking, biar dapat ritual pemakaman spektakuler? Jangan kebanyakan ngayal, bro! 😆
Dukung SEMESTA SEJARAH! Jika Anda menyukai artikel ini, bagikan ke teman-teman Anda atau dukung kami dengan mengikuti media sosial di bawah ini.
Baca Juga/Klik Judul :
- Ketika Kaisar Jatuh Cinta: Wanita Sederhana di Hati Franz Joseph
- Jibril, Roh Kudus, dan Gabriel dalam Islam, Kristen, dan Yahudi: Sosok yang Sama atau Berbeda?
- Pabilsag: Makhluk Setengah Manusia Setengah Kalajengking dari Mitologi Sumeria
- Mary Anning: Wanita yang Menemukan Dinosaurus, Tapi Dilupakan Sejarah
Posting Komentar untuk "Ibn Fadlan: Penjelajah Muslim yang Merekam Kehidupan Viking"
Silakan beri saran tentang tokoh sejarah, peristiwa, atau agama Samawi yang ingin Anda baca di SEMESTA SEJARAH. Saya akan mempertimbangkan untuk menulisnya!