Akar Islam dalam Yahudi dan Kristen: Fakta yang Tidak Banyak Diketahui

Tiga Ulama Agama Samawi

SEMESTA SEJARAH - Islam, Yahudi, dan Kristen sering disebut sebagai agama Abrahamik karena berasal dari satu akar yang sama, yaitu ajaran Nabi Ibrahim (Abraham). Namun, masih banyak orang yang belum memahami bagaimana Islam memiliki hubungan erat dengan kedua agama ini. Artikel ini akan menjelaskan beberapa fakta penting tentang hubungan historis, teologis, dan ajaran yang menghubungkan Islam dengan Yahudi dan Kristen.

1. Nabi Ibrahim sebagai Titik Awal

Ketiga agama ini mengakui Nabi Ibrahim sebagai tokoh utama dalam sejarah keimanan mereka. Dalam Islam, beliau dikenal sebagai Khalilullah (Kekasih Allah) dan disebut dalam Al-Qur'an sebagai seorang yang lurus dalam tauhid (QS. An-Nahl: 120). Yahudi menganggapnya sebagai bapak bangsa Israel, sementara Kristen melihatnya sebagai sosok iman yang besar, sebagaimana tertulis dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

2. Konsep Tauhid: Kepercayaan kepada Tuhan yang Satu

Meskipun Yahudi dan Kristen mengalami perkembangan konsep ketuhanan yang berbeda, pada awalnya, ketiga agama ini menekankan monoteisme. Dalam Islam, konsep ini sangat tegas dengan ajaran tauhid yang murni, sementara dalam Yahudi, konsep Shema Yisrael ("Dengarlah, hai Israel: Tuhan itu Esa!") menekankan keesaan Tuhan. Dalam Kristen, meskipun berkembang konsep Trinitas, ajaran Yesus awalnya masih berpegang pada monoteisme.

3. Kitab-Kitab Suci yang Berhubungan

Al-Qur'an banyak menyebut kisah-kisah yang juga ditemukan dalam Taurat dan Injil, meskipun dalam versi yang berbeda. Misalnya:

  • Kisah Nabi Musa yang memimpin Bani Israel keluar dari Mesir
  • Kisah Nabi Nuh dan banjir besar
  • Kisah Nabi Isa (Yesus) yang lahir dari Maryam tanpa ayah

Namun, Islam menegaskan bahwa Al-Qur'an adalah wahyu terakhir yang menyempurnakan ajaran sebelumnya (QS. Al-Maidah: 48).

4. Ajaran Moral yang Serupa

Islam, Yahudi, dan Kristen mengajarkan nilai-nilai moral yang hampir sama, seperti:

  • Larangan mencuri, membunuh, dan berzina
  • Pentingnya beribadah kepada Tuhan
  • Kepedulian terhadap sesama, terutama kaum miskin dan yatim

Ini menunjukkan bahwa ada akar moral yang sama dalam ketiga agama ini.

5. Praktik Ibadah yang Mirip

Banyak orang tidak menyadari bahwa beberapa praktik ibadah dalam Islam memiliki kemiripan dengan Yahudi dan Kristen awal, seperti:

  • Puasa: Islam memiliki puasa Ramadan, sementara Yahudi memiliki Yom Kippur dan Kristen awal juga berpuasa sebelum berkembangnya praktik modern.
  • Sujud dalam Shalat: Cara Muslim bersujud dalam shalat mirip dengan cara sujud dalam ibadah Yahudi kuno.
  • Khitan (Sunat): Islam dan Yahudi sama-sama mewajibkan sunat sebagai tanda perjanjian dengan Allah.

6. Peran Nabi Isa (Yesus) dalam Islam

Salah satu fakta yang sering tidak diketahui oleh orang Kristen adalah bahwa Islam sangat menghormati Nabi Isa. Dalam Islam:

  • Isa disebut sebagai Al-Masih (Mesias) dan memiliki mukjizat, termasuk menyembuhkan orang buta dan menghidupkan orang mati.
  • Maryam (Maria) memiliki surah khusus dalam Al-Qur'an.
  • Muslim percaya bahwa Isa akan kembali di akhir zaman untuk menegakkan keadilan.

Namun, perbedaannya adalah Islam tidak menganggapnya sebagai Tuhan atau Anak Tuhan, melainkan sebagai nabi dan utusan Allah.

Islam sebagai Penyempurna Agama Sebelumnya

Dari berbagai fakta di atas, jelas bahwa Islam bukanlah agama yang muncul tiba-tiba tanpa keterkaitan dengan agama sebelumnya. Islam mengakui para nabi yang juga diakui dalam Yahudi dan Kristen, menegaskan ajaran tauhid yang telah ada sebelumnya, serta memiliki praktik dan nilai moral yang sama. Namun, Islam hadir sebagai penyempurna ajaran tersebut dengan wahyu terakhir melalui Nabi Muhammad.

Dengan memahami akar kesamaan ini, diharapkan umat manusia bisa lebih memahami bahwa perbedaan tidak selalu berarti pertentangan, tetapi justru bisa menjadi titik temu untuk saling menghormati dan berdialog secara konstruktif.

Jadi, guys, kalau ada yang masih mikir Islam, Yahudi, dan Kristen itu kayak tiga orang yang nggak pernah ketemu di acara keluarga, mungkin perlu buka lagi silsilahnya! Ternyata, kita ini "saudara jauh" yang punya banyak kesamaan. Bedanya, kita kayak sepupu yang berkembang dengan gaya sendiri-sendiri. Ada yang tetap pakai tradisi lama, ada yang ngembangin versi baru, ada juga yang menyempurnakan.

Yang penting, jangan sampai kita lebih sibuk ribut soal perbedaan daripada menghargai persamaan. Kalau sejarah bisa ngajarin kita sesuatu, itu adalah: memahami orang lain bisa bikin hidup lebih adem. Jadi, tetap santai, tetap belajar, dan jangan lupa bedakan diskusi dengan debat kusir! 😆

Dukung SEMESTA SEJARAH! Jika Anda menyukai artikel ini, bagikan ke teman-teman Anda atau dukung kami dengan mengikuti media sosial di bawah ini.

Baca Juga/Klik Judul :

Posting Komentar untuk "Akar Islam dalam Yahudi dan Kristen: Fakta yang Tidak Banyak Diketahui"