"Aku akan membangkitkan bagi mereka seorang nabi dari antara saudara mereka, seperti engkau, dan Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya." (Ulangan 18:18, Terjemahan LAI)
Kata Kunci dalam Ulangan 18:18
1. "Saudara mereka"
Frasa ini menjadi inti perdebatan dalam menafsirkan siapa nabi yang dimaksud. Ada dua kemungkinan makna:
Sesama Bani Israel → Jika "saudara mereka" merujuk kepada sesama Bani Israel, maka nabi yang dijanjikan harus berasal dari keturunan Israel. Dalam pandangan Yahudi dan Kristen, nabi ini dianggap berasal dari bangsa Israel sendiri.
Keturunan Ismail → Jika "saudara mereka" merujuk kepada bangsa yang memiliki hubungan darah dengan Israel tetapi bukan dari keturunan Yakub, maka kemungkinan besar yang dimaksud adalah keturunan Ismail. Dalam Islam, ini menjadi dasar bahwa nabi yang dijanjikan adalah Nabi Muhammad, karena Ismail adalah saudara Ishak, nenek moyang Bani Israel.
2. "Seperti kamu (Musa)"
Ayat ini juga menyatakan bahwa nabi yang dijanjikan akan seperti Musa. Artinya, nabi ini harus memiliki kemiripan dengan Musa dalam beberapa aspek utama:
Pembawa syariat dan hukum baru → Musa membawa Taurat sebagai hukum baru bagi Bani Israel. Maka, nabi yang dijanjikan juga harus membawa wahyu dan syariat baru.
Pemimpin umat secara politik dan spiritual → Musa tidak hanya sebagai nabi, tetapi juga sebagai pemimpin umat Israel. Nabi yang dijanjikan juga harus memiliki peran yang sama.
Berjuang untuk membebaskan umatnya → Musa memimpin pembebasan Bani Israel dari perbudakan Mesir. Nabi yang dijanjikan juga harus memimpin perjuangan umatnya dari keadaan sulit.
Berkomunikasi langsung dengan Tuhan → Musa dikenal sebagai nabi yang berbicara langsung dengan Tuhan tanpa perantara. Nabi yang dijanjikan juga harus memiliki kedekatan spiritual serupa.
Kedua kata kunci ini menjadi dasar untuk menentukan apakah nabi yang dijanjikan dalam Ulangan 18:18 lebih sesuai dengan nabi dari Bani Israel atau dari keturunan Ismail.
Saudara Pertama: Bani Israel
Ulangan 18:18 menyebutkan bahwa nabi yang dijanjikan akan datang "dari saudara mereka" dan "seperti Musa". Jika "saudara" diartikan sebagai sesama Bani Israel, maka kita perlu melihat nabi-nabi yang muncul setelah Musa dalam tradisi Yahudi dan Kristen.
a. Siapa Nabi-Nabi Setelah Musa dalam Tradisi Yahudi & Kristen?
Setelah Musa wafat, banyak nabi muncul di tengah-tengah Bani Israel, di antaranya:
Yosua → Pemimpin yang menggantikan Musa dalam memimpin Bani Israel masuk ke Tanah Kanaan, tetapi tidak membawa wahyu atau kitab suci baru.
Samuel → Seorang nabi besar yang menjadi hakim dan pemimpin spiritual, tetapi tidak menerima syariat baru seperti Musa.
Elia & Elisa → Nabi yang dikaruniai mukjizat luar biasa, tetapi bukan pembawa hukum atau kitab suci baru.
Yesaya, Yeremia, Daniel, dan nabi-nabi besar lainnya → Mereka memperingatkan dan menasihati umat Israel, tetapi tidak membawa hukum baru seperti Taurat.
Yesus (dalam pandangan Kristen) → Yesus dianggap sebagai Mesias oleh orang Kristen, tetapi ia menegaskan bahwa ia tidak datang untuk menghapus hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya (Matius 5:17). Selain itu, Yesus tidak memimpin umat secara politik dan tidak membawa syariat baru seperti Musa.
b. Apakah Nabi-Nabi Ini Sesuai dengan Musa?
Untuk menilai kesesuaian dengan Musa, kita harus melihat beberapa karakteristik utama Musa:
Musa adalah pemimpin politik → Ia memimpin Bani Israel dalam pemerintahan dan penegakan hukum.
Musa membawa hukum baru → Ia menerima Taurat yang menjadi dasar hukum agama dan sosial.
Musa adalah pemimpin umat secara spiritual → Ia membimbing umat Israel dalam keimanan dan ibadah.
Musa berbicara langsung dengan Tuhan → Ia menerima wahyu secara langsung dan bertemu Tuhan di Gunung Sinai.
Tidak ada nabi dari Bani Israel setelah Musa yang memiliki semua karakteristik ini.
Yosua adalah pemimpin, tetapi bukan pembawa wahyu.
Samuel adalah nabi, tetapi bukan pemimpin politik.
Yesus dalam pandangan Kristen memiliki peran spiritual yang besar, tetapi bukan pemimpin politik dan tidak membawa hukum baru.
Dari perbandingan ini, tidak ada nabi dari Bani Israel yang benar-benar memenuhi kriteria sebagai "seperti Musa".
Saudara Kedua: Keturunan Ismail
Jika "saudara mereka" dalam Ulangan 18:18 merujuk kepada bangsa yang memiliki hubungan darah dengan Israel tetapi bukan dari keturunan Yakub, maka yang paling mungkin adalah keturunan Ismail. Ismail adalah putra Ibrahim dan saudara dari Ishak, nenek moyang Bani Israel.
a. Siapa Nabi dari Keturunan Ismail Setelah Musa?
Dalam sejarah, hanya ada satu nabi besar yang berasal dari keturunan Ismail, yaitu Nabi Muhammad ﷺ.
Ismail dan keturunannya menetap di Jazirah Arab.
Tidak ada nabi lain dari keturunan Ismail yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah selain Muhammad.
Muhammad diakui sebagai nabi terakhir oleh umat Islam dan membawa wahyu yang diyakini berasal dari Tuhan.
b. Apakah Muhammad Sesuai dengan Musa?
Jika dibandingkan dengan Musa, Muhammad memiliki banyak kesamaan:
Seperti Musa dalam kepemimpinan umat
Musa adalah pemimpin spiritual dan politik Bani Israel.
Muhammad juga menjadi pemimpin spiritual dan politik bagi umat Islam, mendirikan pemerintahan di Madinah.
Seperti Musa dalam menerima hukum Tuhan
Musa menerima Taurat sebagai hukum Tuhan bagi Bani Israel.
Muhammad menerima Al-Qur'an sebagai kitab suci dan membawa hukum Islam (syariat).
Seperti Musa dalam berjuang untuk umatnya
Musa memimpin Bani Israel keluar dari Mesir dan menghadapi berbagai ujian untuk membangun umat yang beriman.
Muhammad memimpin umat Islam berhijrah dari Makkah ke Madinah, berperang melawan penindasan, dan mendirikan negara Islam pertama.
Seperti Musa dalam berbicara langsung dengan Tuhan
Musa dikenal sebagai nabi yang berbicara langsung dengan Tuhan di Gunung Sinai tanpa perantara (Keluaran 33:11).
Muhammad juga mengalami pengalaman langsung berbicara dengan Tuhan dalam peristiwa Isra' Mi'raj, ketika beliau naik ke langit dan menerima perintah shalat secara langsung dari Allah.
Dalam Al-Qur'an, Allah juga berfirman bahwa Muhammad menerima wahyu secara langsung melalui malaikat Jibril, mirip dengan bagaimana Musa menerima wahyu dari Tuhan.
Dari perbandingan ini, Muhammad lebih sesuai dengan kriteria "seperti Musa" dibandingkan nabi-nabi dari Bani Israel setelah Musa.
Mengapa Yahudi Tidak Menerima Muhammad?
Meskipun Muhammad lebih sesuai dengan nubuatan dalam Ulangan 18:18 dibandingkan nabi-nabi dari Bani Israel, kaum Yahudi tetap menolaknya. Beberapa alasan utama:
Bukan dari keturunan Bani Israel
Dalam tradisi Yahudi, para nabi selalu muncul dari kalangan Bani Israel.
Muhammad berasal dari keturunan Ismail, bukan dari garis Ishak dan Yakub.
Penafsiran eksklusif tentang “saudara mereka”
Yahudi menafsirkan "saudara mereka" sebagai sesama keturunan Yakub (Israel), bukan dari keturunan Ismail.
Mereka tidak mempertimbangkan kemungkinan bahwa nabi bisa datang dari cabang lain dari keluarga Ibrahim.
Perbedaan doktrinal antara Islam dan Yudaisme
Muhammad membawa konsep tauhid yang menolak keistimewaan etnis tertentu dalam hal kenabian.
Islam tidak menerima hukum Taurat dalam bentuknya yang sekarang, yang menjadi dasar kepercayaan Yahudi.
Islam juga menolak beberapa tradisi Yahudi yang berkembang setelah Musa, seperti Talmud.
Sehingga, meskipun Muhammad memiliki banyak kesamaan dengan Musa, kaum Yahudi tetap berpegang pada keyakinan bahwa nabi yang dijanjikan harus berasal dari Bani Israel.
Dalam perdebatan tentang Ulangan 18:18, ada dua kemungkinan makna "saudara":
Bani Israel → Namun, tidak ada nabi dari Bani Israel setelah Musa yang memenuhi semua kriteria.
Keturunan Ismail → Nabi Muhammad memenuhi kriteria "seperti Musa" dalam berbagai aspek: kepemimpinan, hukum, perjuangan, bahkan berbicara dengan Tuhan.
Meskipun demikian, kaum Yahudi tetap menolak Muhammad karena perbedaan tradisi dan keyakinan mereka.
Ada baiknya kita baca dan renungkan isi dan makna ayat (Ulangan 18:18)
Pada akhirnya, meskipun ada perbedaan dalam penafsiran, penting untuk menghormati keyakinan setiap agama dan memahami perspektif yang berbeda dengan cara yang objektif.
Jadi, guys, kalau kita lihat dari berbagai sudut pandang, siapa sebenarnya nabi yang dimaksud dalam Ulangan 18:18? Jawabannya tergantung dari perspektif masing-masing. Tapi kalau pakai logika dan perbandingan, rasanya Nabi Muhammad lebih memenuhi kriteria.
Dukung SEMESTA SEJARAH! Jika Anda menyukai
artikel ini, bagikan ke teman-teman Anda atau dukung kami dengan mengikuti
media sosial di bawah ini.
Baca Juga/Klik Judul :
Posting Komentar untuk "Nabi yang Dijanjikan dalam Ulangan 18:18 – Siapakah Dia?"
Silakan beri saran tentang tokoh sejarah, peristiwa, atau agama Samawi yang ingin Anda baca di SEMESTA SEJARAH. Saya akan mempertimbangkan untuk menulisnya!