![]() |
Ilustrasi |
SEMESTA SEJARAH - Saya pernah menonoton chanel youtube seseorang yang mengatakan jika Al-Qur’an salah tentang langit, sebab atmosfer bukan tujuh lapis seperti penjelasan Al-Qur’an. Kemudian saya berpikir benarkah demikian ? Jika kita merujuk ke dalam jumlah atmosfer Bumi, ini pun masih dalam perdebatan. Banyak media yang mengatakan 5 lapisan dan banyak pula yang mengatakan 7 lapisan. Entah di mana sumber yang jelas, tapi tak mungkinlah Media setingkat Nasional tak memiliki sumber. Berarti memang penjelasan tentang lapisan atmosfer Bumi memiliki 2 sumber yang berbeda. Atmosfer Bumi adalah lapisan yang melindungi Bumi yang sudah beberapa kali dilewati para ilmuwan Ruang Angkasa. Tapi sampai sekarang masih belum bisa memastikan berapa lapisan Atmosfer.
Jadi disini saya ingin mencari tahu Apakah atmosfer Bumi adalah langit yang disebutkan dalam Al-Qur’an ? Dari penelusuran yang telah saya lalui dari berbagai sumber data baik Al-Qur’an & Hadist maupun Sains, bagi saya atmosfer bukanlah langit yang disebutkan 7 lapis dalam Al-Qur’an. Mari kita simak penjelasan berikut.
Langit Dunia dalam Al-Qur’an dan Atmosfer Bumi
Dalam Al-Qur’an, disebutkan adanya tujuh lapis langit:
"Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang..." (QS. Al-Mulk: 3)
Langit pertama sering di identifikasikan sebagai langit dunia, yang masih dapat diamati oleh manusia:
"Dan sesungguhnya telah Kami hiasi langit dunia (langit pertama) dengan bintang-bintang, dan Kami menjadikannya sebagai alat pelempar setan, serta Kami sediakan bagi mereka azab neraka yang menyala-nyala." (QS. Al-Mulk: 5)
Dari sini, kita bisa menghubungkannya dengan atmosfer bumi dan luar angkasa, karena bintang-bintang yang kita lihat berada di dalam cakupan Observable Universe, yaitu alam semesta yang dapat diamati manusia.
Jarak Antar Langit dan Hadits 500 Tahun Perjalanan
Dalam sebuah hadits, disebutkan bahwa:
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi, yang berbunyi:
"Jarak antara dua langit adalah lima ratus tahun perjalanan. Jarak antara setiap langit hingga langit berikutnya juga lima ratus tahun perjalanan. Jarak antara langit ketujuh dan Kursi juga lima ratus tahun perjalanan. Jarak antara Kursi dan air juga lima ratus tahun perjalanan. Dan Arsy berada di atas air."
(HR. Abu Dawud, no. 4723; Tirmidzi, no. 3298)
Jika kita mengasumsikan bahwa perjalanan ini dilakukan dengan kecepatan cahaya, maka kita dapat menghitung jaraknya:
- Kecepatan cahaya: 299.792 km/detik
- Dalam sehari (86.400 detik/hari) = cahaya menempuh 25,9 miliar km
- Dalam satu tahun = 9,46 triliun km
- 500 tahun cahaya = 4,73 kuadriliun km
- Jika ada 7 lapisan langit, maka totalnya bisa mencapai 33 kuadriliun km atau lebih.
Dari perhitungan ini, jarak antar langit menurut hadits memang berada dalam skala kosmik, sejalan dengan konsep luasnya alam semesta.
Kecepatan Jibril vs. Kecepatan Cahaya
Al-Qur’an menyebutkan bahwa malaikat, termasuk Jibril, memiliki kecepatan yang luar biasa. Dalam QS. Al-Ma’arij: 4, disebutkan :
"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada-Nya dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun." (QS. Al-Ma’arij: 4)
Jika kita bandingkan dengan kecepatan cahaya:
- 50.000 tahun cahaya dalam 1 hari = 1,825 juta tahun cahaya per jam
- Kecepatan Jibril = 2,74 triliun kali kecepatan cahaya
Ini menunjukkan bahwa kecepatan Jibril jauh melampaui batas fisika manusia dan tidak dapat dibandingkan dengan kecepatan cahaya yang terbatas.
"Dan seandainya semua pohon di bumi menjadi pena dan lautan (menjadi tinta) ditambahkan kepadanya tujuh lautan lagi setelah (kekeringannya), niscaya tidak akan habis kalimat-kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Luqman: 27)
Dari ayat QS. Luqman: 27 kita bisa menyimpulkan bahwa Kebesaran Allah tidak bisa diukur dengan sesuatu yang ada di dunia dan ilmu manusia tidak mampu menjangkau seluruh kebesaran dan kekuasaan Allah. Dan saya pun tidak sedang mengukur kebesaran Tuhan, sebab saya hanya ingin membantah bahwa atmosfer itu 7 langit berlapis yang disebutkan.
Bumi: Lebih Kecil dari Sebutir Debu di Alam Semesta
Jika kita membandingkan ukuran Bumi dengan alam semesta yang teramati, maka perbedaannya begitu besar hingga Bumi bahkan tidak bisa dibandingkan dengan sebutir debu.
1. Ukuran Bumi dalam Skala Kosmik
- Diameter Bumi = 12.742 km
- Diameter alam semesta yang teramati = 93 miliar tahun cahaya
- 1 tahun cahaya = 9,46 triliun km
- Total diameter alam semesta = 8,8 × 10²³ km
Jika kita membandingkan:
· Diameter Bumi sekitar 12.742 km
· Diameter alam semesta yang teramati sekitar 93 miliar tahun cahaya
· Satu tahun cahaya sekitar 9,46 triliun km
· Perbandingan ukuran Bumi dengan alam semesta:
- Bumi hanya sekitar 0,0000000000000000000145 kali dari alam semesta
2. Apakah Bumi Sebesar Debu?
Dalam dunia nyata, sebutir debu memiliki diameter sekitar 0,01 mm. Jika kita membayangkan alam semesta sebesar Bumi, maka dalam perbandingan ini Bumi bahkan tidak sampai sebesar sebutir debu, mungkin lebih kecil dari atom dalam skala ini!
Dengan kata lain:
Jika alam semesta sebesar Bumi, maka Bumi lebih kecil dari sebutir debu, bahkan mendekati ukuran molekul atau atom dalam perbandingan ini.
3. Apa Maknanya?
Dalam QS. Al-Mulk: 3-4, Allah menyebutkan tentang kesempurnaan penciptaan langit dan menantang manusia untuk menemukan ketidaksempurnaan di dalamnya. Ini menunjukkan betapa kecilnya manusia dibandingkan kebesaran Allah.
Bahkan dalam QS. Ghafir: 57, Allah menegaskan bahwa penciptaan langit dan bumi jauh lebih besar dari penciptaan manusia. Jika dibandingkan dengan langit yang luasnya tidak terbayangkan, manusia hanyalah makhluk kecil yang seharusnya lebih rendah hati.
Dalam skala alam semesta, Bumi bahkan lebih kecil dari sebutir debu. Jika manusia saja sudah sangat kecil di Bumi, apalagi dalam skala alam semesta (kosmik)? Ini menjadi pengingat bahwa kebesaran Allah melampaui apa pun yang bisa kita bayangkan, dan ilmu manusia masih sangat terbatas untuk memahami seluruh ciptaan-Nya.
Disini saya bukan untuk mengukur kekuasaan Tuhan, bahkan saya merasa sedang menuliskan bahwa Allah Maha Besar. Kita membuat perhitungan dari alam semesta yang bisa diamati manusia, bayangkan dalam berbagai ayat jika Tuhan mengatakan manusia takkan mampu menjangkau segala kebesaranNya. Jadi kita tidak akan pernah menjangkau alam semesta ini, dan bisa jadi Alam Semesta yang dapat dijangkau Manusia saat ini hanyalah sebagian kecil dari Alam Semesta. Hanya Tuhanlah yang Maha Tahu.
Jadi, guys, kalau ada yang bilang atmosfer itu tujuh langit dalam Al-Qur’an, ya coba kita cek lagi. Langit yang disebutkan Al-Qur’an itu levelnya udah kosmik, sementara atmosfer cuma selapis tipis di atas Bumi.
Kalau dibandingkan dengan luasnya alam semesta, kita ini nggak lebih dari debu di tengah galaksi. Tapi justru di situ letak keajaibannya, meski kecil, manusia tetap diberi akal untuk berpikir dan memahami kebesaran Allah. Jadi, yuk, makin banyak belajar dan tetap rendah hati! 🚀✨
Dukung SEMESTA SEJARAH! Jika Anda menyukai
artikel ini, bagikan ke teman-teman Anda atau dukung kami dengan mengikuti
media sosial di bawah ini.
Baca Juga/Klik Judul :
Posting Komentar untuk "Kesalahan Al-Qur’an Tentang 7 Lapis Langit, Benarkah? Ini Penjelasan Ilmiahnya"
Silakan beri saran tentang tokoh sejarah, peristiwa, atau agama Samawi yang ingin Anda baca di SEMESTA SEJARAH. Saya akan mempertimbangkan untuk menulisnya!